Khutbah Jumat Pekan ini: Sepenting itukah Sholat?


By
Mujiburrahman Al-Markazy



إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ 
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ ؛ فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا هِيَ سَبِيْلُ الفَلَاحِ وَالْفَوْزُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَأَسْأَلُ اللهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يَجْعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنَ المُتَّقِيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمَ
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
 يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَاوَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
وقال الله تعالى
وَلِلَّـهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ‌ فَإِنَّ اللَّـهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Hadirin Sidang Jumat yang semoga diberkahi dan dirahmati Allah...!

Tiada kata seindah zikir, memuji kemahasucian Allah. Berkat karunia dan rahmat-Nya Alhamdulillah kita diberikan kelonggaran, taufik, kesehatan untuk melaksanakan kewajiban utama dari Allah swt., yakni shalat jumat secara berjamaah. Sesibuk apapun kita, ketika datang perintah Allah maka semua pekerjaan dan aktifitas kita, dihentikan demi menunaikan kewajiban Shalat. Allahu swt., perintahkan secara khusus untuk meninggalkan semua pekerjaan kita demi menunaikan shalat jumat. 



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum`at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Jumu`ah : 9)

Alim-ulama menyampaikan walaupun disini yang disebut adalah "Bersegeralah mengingat Allah." Maksudnya, bersegeralah mengerjakan sholat jumat. Bahkan ayat ini walaupun secara khusus menyebutkan sholat jumat tapi maknanya semua sholat. Sebab, sholat adalah cara terbaik untuk mengingat Allah swt. Allah swt telah mensinyalir. 
 وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ
"Dan dirikanlah sholat untuk mengingat Ku." (QS Thoha: 14). 

Maka, sesibuk apapun pekerjaan kita, Allah menggunakan lafaz "jual-beli" bukan hanya berkonotasi kepada jual beli semata, tapi lebih luas daripada itu adalah semua aktifitas yang kita lakoni. Tinggalkan. Demi memenuhi perintah Allah yang agung ini, yakni shalat. Alhamdulillah, diantara orang yang menjalankan amanah ini adalah kita. Suatu kesyukuran yang besar. "Mengingat Allah itu sangat besar nilainya disisi Allah". (Qs: Al-Ankabut: 45).

Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada kekasih tercinta, pengayom dan pembimbing terbaik, Baginda Rasulullah saw., beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya yang telah gigih memperjuangkan Islam sampai ke haribaan kita. Semoga, kita menjadi bagian dari generasi estafet perjuangan leluhur kita yang mulia itu. Aammiin. 

Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Tidak lupa khatib mengingatkan diri sendiri dan jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah swt. Dialah pemilik kemuliaan dan keagungan yang dikaruniakan kepada orang yang bertakwa. 
وَِللهِِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ ~

Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. (QS al-Munafiqun: 8).

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Setiap orang ingin mulia, tapi berapa banyak orang yang salah dalam menempuh jalur mencari kemuliaan itu. Ada yang mencari kemuliaan lewat pangkat. Apapun diusahakan yang penting pangkat didapat. Rumus 3 HS dipakai (Halalkah Haramkah Hantam Saja). Begitupun, ada yang mencari kemuliaan lewat jalur harta, semua dibenarkan yang penting kaya. Ada yang mencari kemuliaan lewat jalur jabatan, wanita, maju pertanian dan ekonomi tanpa mempedulikan sumber kebahagiaan hakiki. Tanpa memperhatikan agama dan amal agama. Hemmmm, pasti kebinasaan dan kehancuran yang didapat. Wallahi, pasti hancur. 

Hari ini, orang begitu cueknya dengan agama dan amal agama, sehingga sholat yang merupakan ibadah paling utama dari semua perintah ia tinggalkan tanpa merasa bersalah. Hemmmm, hanya alasan materi ia tinggalkan sholat. Si miskin mengatakan bagaimana saya mau sholat saya inikan miskin. Si kaya mengatakan, bagaimana saya mau sholat sedangkan saya ini sibuk. Mengurus harta ini juga amanah. Si pejabat mengatakan bahwa bagaimana saya mau sholat saya inikan pejabat yang mengurus urusan banyak orang. Ini juga perintah Allah. Ia tidak sadar bahwa ketika datang perintah Allah yang namanya sholat, maka semua perintah yang lain gugur, demi hukum. 

Nanti, setelah selesai sholat baru melekat lagi perintah Allah yang lain sesuai dengan kesibukan dan profesi kita masing-masing.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS Al-Jumuah: 10). 

Yah, demikianlah Allah swt telah memberikan proporsional waktu bagaimana menajemen yang tepat. Semua perintah Allah, penting. Tapi, ketika datang perintah Allah yang bernama sholat. Semua kesibukan ditinggalkan. 

Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah. 

Pernahkah kita membayangkan, jika ada ditengah malam, derasnya hujan, sekira jam 1 dinihari. Suara petir bergemuruh diselingi dengan kilat menyambar. Terdengarlah, suara orang tua yang mengetok pintu kita mencari bantuan. Setelah dibuka ternyata orang tersebut puntung tangannya ia minta makan sekedar untuk mengganjal perut kemudian pergi. Apa yang akan kita perbuat...? Pasti dengan iba akan kita tolong. Bagaimana, yang cacat adalah 2 kakinya...? Tetap kita akan tolong. Bibirnya sumbing...? Pasti juga kita tolong. Tapi, bagaimana perasaan kita jika yang ketok rumah kita itu manusia yang tanpa kepala. Ia memohon, "tolong bukakan saya pintu, beri saya sedikit nasi."
Apa yang muncul di benak kita...? Pasti satu malam kita tidak bisa nyenyak tidak tidur. Seluruh apa saja yang bisa kita baca, akan kita baca demi meredam rasa takut kita. 

Jamaah Rahimakumullah.

Padahal, Nabi saw telah mengisyaratkan bahwa, Kedudukan sholat dalam Islam laksana kedudukan kepala pada badan."

قال النبي صلى الله عليه واله: موضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد
(Hadits yang dikutip dari Kitab Kanzul Ummal jilid 7, hadits no.18972). Hari ini, kadang kita hanya sibuk mengurus satu amalan, padahal mungkin kedudukannya seperti kaki, ada yang kedudukannya seperti tangan, ada yang seperti mata dsb. Tapi, kita tidak memperhatikan sholat dengan sungguh-sungguh. Padahal, sholat disisi Allah sangat besar laksana kedudukan kepala pada badan. Dalam artian seseorang yang tidak mengerjakan sholat atau sholat hanya asal-asalan dan tidak tertib adalah tidak akan dianggap dia telah berbuat kebaikan. Dengan kata lain, semua amalnya ditolak alias tidak diterima oleh Allah swt. Seperti kita memandang orang yang bertamu tanpa kepala tadi. Walaupun ia merengek semalaman di depan pintu rumah kita ataupun ia mengetok-ngetok jendela kamar kita. Tetap kita tidak akan menganggap dia sebagai manusia. Malah kita akan jijik bertemu dengan sosok manusia tanpa kepala tersebut. 

Demikianlah dengan sholat jika kita tidak menjaga sholat kita. Semua asset amal yang pernah kita bangun hanya dianggap pencitraan dan kamuflase belaka. Nabi saw bersabda, 

 إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا
Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Betapa pentingnya nilai sholat disisi Allah. Maka, marilah kita jaga sholat kita sendiri disamping kita menganjurkan orang lain untuk menjaga sholatnya. "Perintahkanlah ahli keluarga mu untuk sholat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepada mu, tapi Kamilah yang menjamin rezeki buat kamu. Dan akibat yang baik itu akan dialami oleh orang yang bertakwa." (QS Thoha: 132)

Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Hari ini, orang asal-asalan dalam mengerjakan sholat dengan anggapan, "Ah, yang penting saya sudah sholat". Ini anggapan yang keliru. Ini anggapan yang penting sudah sholat tanpa memperhatikan bagaimana cara sholat yang seharusnya. 

Hadirin sekalian.

Seharusnya, kita harus malu kepada orang munafik yang hidup se-zaman dengan Rasulullah saw. Di zaman itu, banyak orang munafik yang sholat. Orang munafik adalah orang yang murni kafir hatinya tapi berpura-pura seperti Islam dengan bersyahadat dan mengerjakan sholat. Cuman, di zaman Baginda Nabi tidak ada lampu pada malam hari. Jadi, orang munafik beranggapan bahwa, "Kalau waktu Isya dan Subuh suasana masih gelap. Jadi, Nabi dan kaum muslimin tidak akan lihat kalau saya tidak muncul di masjid untuk sholat." Sehingga, Nabi tercinta Muhammad saw., bersabda: 
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657).J
Jamaah yang dimuliakan Allah.
Mari kita koreksi diri kita. Tengok hati kita masing-masing. Tanya kepada diri sendiri, "saya ini, munafik atau tidak...?" Orang munafik saja sholat berjamaah di masjid walaupun cuman 3 waktu, Zuhur atau Jumat, Sholat Ashar dsn sholat Maghrib 3 waktu. Ya Allah...! Kita ini mengaku paling beriman. Membanggakan keturunan dan nenek moyangnya sebagai ahli agama. Sementara, kita jangankan 3 waktu sholat seperti orang munafik di zaman Nabi. Hemmmm, kadang satu waktupun kita tidak laksanakan sholat secara berjamaah di masjid. Allah...! Yang lebih parahnya lagi, ada orang mengaku Islam tapi jangan mau melaksanakan satu waktu sholat berjamaah di masjid. Satu waktu sholat di rumah saja tidak. Hemmmm, tapi itu bukan orang yang hadir di sini. Kami yakin dan percaya bahwa semua orang yang hadir pada jumat ini adalah orang-orang yang ahli sholat berjamaah 5 waktu di Masjid. Hemmmm, Subhanallah. Semoga Allah istiqomahkan kita sebagaimana Nabi Ibrahim as, yang berdoa kepada Allah agar dirinya dan seluruh keturunannya adalah orang yang menjaga sholat dengan sungguh-sungguh. Menjaga sholat sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabat mengerjakannya. Aammiin. 
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
•Ya Rabb, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim: 40) 
=============

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat Pekan ini: Antara Aku, Bola dan Allah

Khutbah Idul Fitri terbaru yang Mengharukan 1439 H / 2018: Meraih Kemuliaan dengan Takwa