Khutbah Idul Fitri terbaru yang Mengharukan 1439 H / 2018: Meraih Kemuliaan dengan Takwa

  



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر… الله اكبر… الله اكبر… لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
َاللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحمد.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ . َأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللهم صل وسلم عَلَيْ محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. أوصيكم وإياي بتقوي الله لعاكم ترحمون . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: [يَا أَيُّهَا الَّذِينَ 
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ]
     Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar... walillahilhamd...! 
     Seluruh alam bergemuruh bertasbih dan bertakbir memuji kemahasucian Allah yang dengan anugerah terindah-Nya telah memberikan panduan untuk hamba-Nya mensucikan jiwa yang kumal dan kotor menuju panggilan suci Fitrah Ilahiyah, bersimpuh, Memahasucikan Zat-Nya dari segala keburukan yang disangkakan oleh hamba-hamba-Nya yang durjana dan melampaui batas. Sejak ditutupnya hari terakhir Ramadhan dengan dikumandangkan azan magrib, pertanda berakhirlah Ramadhan dan terbukalah pintu Ied menuju kemenangan itu. Diseluruh antero jagad bertakbir, bertasbih dan bertahmid menengadahkan hati menuju kemuliaan yang Allah swt janjikan. 
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan bila telah disempurnakan bilangannya (Berpuasa pada bulan Ramadhan) maka bertakbirlah kamu sebagaimana petunjuk yang dianugerahkan kepada mu agar kamu menjadi orang yang bersyukur". (QS: Al-Baqarah: 185).
Air mata berderai membasahi pipi memuji keagungan Ilahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan dan bimbingan sehingga ujian yang di lalui berupa menahan lapar dan dahaga selama sebulan penuh, menahan melampiaskan syahwat walaupun halal demi mematuhi perintah Sang Khalik. Rasa syukur yang tiada tara telah menyelesaikan tugas khusus dari Rabb kita. Tuhan yang menciptakan kita dari setetes mani, menjadi segumpal darah, kemudian di ciptakannya tulang-belulang dan dijadikannya makhluk yang sempurna dalam pemeliharaan kandungan sang Ibu selama 9 bulan 10 hari. 
Surat Al-Insan Ayat 1
"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?"
Surat Al-Insan Ayat 2
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat". (QS: Al-Insan: 1-2)
Dengan penderitaan yang sangat itulah ibu kita mengandung dan membesarkan kita dengan cinta dan cita-cita. Maka pada hari yang fitri ini bukan hanya muhasabah dan introspeksi diri kita di hadapan Allah tapi juga bagaimana syukur dan terima kasih kita kepada ibu-bapak kita. 

     Allahu Akbar...Allahu Akbar... Allahu Akbar walillahilhamd ...!
      Tiada hari yang mataharinya seindah hari yang fitri ini. Hari yang mengingatkan kepada kita tentang akan ada hari berkumpul di suatu padang tandus tanpa ada setetes air pun. Pada saat itu semua manusia dikumpulkan sejak zaman Nabi Adam as hingga manusia yang paling akhir wafat, pada hari Qiyamat nanti akan di sidang. 8 matahari akan bergerak seirama di atas ubun-ubun kita dengan jarak hanya sehasta. 1 hari yang kadarnya sama dengan 50. 000 tahun.

 فِي يَوۡمٍ كَانَ مِقۡدَارُهُۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ
"Sehari yang kadarnya sama dengan 50.000 tahun menurut perhitungan kalian". (QS Al-Maarij: 4). 
Sebagaimana hari ini kita dikumpulkan, maka nanti akan ada perkumpulan yang lebih besar, saat itu semua amal akan dipertanggungjawabkan langsung ke Pemilik Jagad, tanpa perwakilan dan pengacara.  
يَوۡمَ تَكُونُ ٱلسَّمَآءُ كَٱلۡمُهۡلِ

8. "Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak,"

وَتَكُونُ ٱلۡجِبَالُ كَٱلۡعِهۡنِ

9. "dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),"

وَلَا يَسۡ‍َٔلُ حَمِيمٌ حَمِيمٗا

10. "dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,"

يُبَصَّرُونَهُمۡۚ يَوَدُّ ٱلۡمُجۡرِمُ لَوۡ يَفۡتَدِي مِنۡ عَذَابِ 
11. "sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,"

 وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ

12. "dan isterinya dan saudaranya,"

وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِي تُ‍ٔۡوِيهِ

13. "dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia)."

وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ يُنجِيهِ

14. "Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya."

كَلَّآۖ إِنَّهَا لَظَىٰ

15. "Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,"

نَزَّاعَةٗ لِّلشَّوَىٰ



16. "yang mengelupas kulit kepala". (QS: Al-Maarij: 8-16).

Pada hari itu kita sangat membutuhkan syafaat dari Rasulullah saw. Marilah kita banyak bershalawat kepada junjungan Nabi kita Muhammad saw. Allahumma Shalli wa sallim wa baarik alaih.         Alhamdulillah hari ini kita berjumpa dengan 2 hari raya, dengan 2 ied. Yang pertama Iedul Fitri itu sendiri dan yang kedua adalah hari jumat yang dalam satu riwayat di juluki dengan "iedul masakiin" iednya orang-orang miskin. Dalam riwayat yang lain pula disebutkan bahwa setiap hari jumat akan di tampakkan siapakah dari ummat Rasulullah saw yang paling banyak shalawatnya kepada kanjeng Nabi kita Muhammad saw.

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-). Disamping kita menghabiskan masa kita dengan bersilaturahim kepada sanak famili, handai taulan, kita isi waktu kita dengan bershalawat kepada Nabi teladan kita saw.

     Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar Walillahilhamd ...! 
Bapak-Ibu jamaah Ied Mubarak yang berbahagia... 
     Setelah kita diterpa dengan amaliah Ramadhan selama sebulan penuh, puasa disiang hari, bertarawih di malam hari, membaca Al-Qur'an baik siang maupun malam, bersedekah, berbagi dengan sesama, diantara perputaran siang dan malam dan ditutup dengan membayar zakat fitrah dan mal atau zakat harta bagi yang telah mencukupi nishob dan haulnya. Tentulah dengan rutinitas ibadah yang berkesinambungan itu akan membekas dan membentuk pribadi takwa yang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan cinta kepada sesama. Inilah jiwa takwa yang dibutuhkan oleh seorang khalifah Allah di muka bumi dalam menjalankan amanah yang di embannya. Jiwa takwa senantiasa merasakan kehadiran Allah dimanapun ia berada. Sebagaimana seseorang yang berada di dalam kamarnya di siang hari Ramadhan, walaupun ia tau bahwa tak ada seorangpun yang menyaksikannya, pintu tertutup rapat, roti sisa sahur masih terpampang, ia tidak akan berani untuk memakannya. Kenapa...??? Karena ia tau jika ia melakukan itu akan batal puasanya, ia akan merasa berdosa dan bersalah, walaupun tanpa ada yang menyaksikannya tapi ia yakin Allah melihat perbuatannya. Inilah yang dinamakan takwa. Bekal inilah yang negara ini butuhkan untuk membangun sebuah peradaban cemerlang. Seorang Istri tidak akan berani berbicara yang merendahkan suaminya walaupun penghasilannya seadanya. Ia tidak akan berani mengambil uang di dompet sang suami tanpa izin terlebih dahulu. Kenapa...??? Karena takwa. 
Seorang suami akan sangat dermawan memberikan belanja tanpa menghitung-hitungannya. Sang anak akan menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya. Tetangga saling tegur sapa walaupun sebelumnya ada ketidak akraban. Semua ini terjadi karena landasan takwa. 
     Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab ra. Beliau punya kebiasaan yang unik ketika rakyatnya terlelap dalam tidur, ia mulai berkeliling melihat kondisi rakyatnya. Malam itu ia bersama Aslam ra. Sebagai ajudan beliau, sebenernya Aslam ini seorang budak tapi dijanjikan assisten oleh Sang Khalifah. Malam bagitu gelap, bersandarlah Umar di salah satu rumah warga di pinggiran kota Madinah. Bersandar melepaskan penat di badannya, karena seharian penuh berkeliling, terdengarlah suara perbincangan seorang ibu dengan anaknya.
"Nak, susu itu campurkan dengan air agar lebih banyak, supaya banyak keuntungan yang kita peroleh." Goda sang ibu.
"Jangan Bu, nanti Khalifah Umar marah, ia telah membuat peraturan bahwa barang yang dijual di pasar harus murni, apalagi susu harus benar-benar steril, jangan dicampur air."
"Alah, ini sudah gelap malam, sudah larut, yah Khalifah nggak bakalan tau. Pasti khalifah Umar sudah tidur."
Mendengar dialog sang Ibu dengan anaknya itu, Sang Khalifah semakin penasaran, ia mendengar dengan begitu cermat.
"Iya bu, Sang Khalifah mungkin sudah tidur, lah bagaimana dengan TuhannyaKhalifah, pasti mendengar ucapan kita,menyaksikan perbuatan kita." 
Lantas sang Ibu pun diam.
Dalam waktu yang tidak lama Sang Khalifah melamar anak dari Ibu Penjual Susu itu untuk dinikhkan dengan salah-satu anaknya. Dikemudian hari lahirlah dari garis keturunan ini Sang Umar ke II yang bernama Khalifah Umar bin Abdul Aziz rah.a 
Inilah bekal sesungguhnya. Takwa. 

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197) 

Allahu Akbar.... Allahu Akbar... Allahu Akbar walillahilhamd...!

     Dengan takwa ini sang bendahara tidak molor dalam memberikan gaji bawahannya, sang Bos tidak akan membuat kebijakan yang bertentangan dengan hukum Allah swt. Orang-orang yang berada di parlemen akan membuat peraturan daerah yang mendukung program pembinaan masyarakat papa dan lemah, akan membuat perda yang seiring-senafas dengan nilai-nilai Islam. Dengan takwalah seseorang budak bisa menjadi mulia dan tanpa takwa pula seorang berjabat bisa serta-merta menjadi hina. 


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
     Sudah menjadi takdir dan ketetapan Allah bahwa tidak semua orang akan kaya, tidak semua miskin, tidak semua lelaki, tidak pula semuanya perempuan. Semua Allah ciptakan dalam bentuk yang unik dari setiap ciptaan-Nya. Allah tidak meletakkan kemuliaan, kejayaan, kebahagiaan yang menempel pada sisi duniawi yang ada pada diri kita. Tapi, Allah swt meletakkan sisi kemuliaan, kejayaan dan kebahagiaan itu pada siapa yang paling tinggi nilai takwanya kepada Allah swt. 

     Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar walillahilhamd...!
     Imam Bukhari rah.a menyebutkan satu hadits: Al-imanu yazid wa yanqus = Imam itu kondisinya naik dan turun. Imam Ibnu Hajar rah.a menjelaskan, Al-Imanu yazid bitho'ah wa yanqus bil ma'siat = Imam itu naik dengan akumulasi, peningkatan nilai-nilai ketakwaan. Wa yanqus bil ma'siat = dan iman menjadi turun dengan akumulasi nilai kemaksiatan. Semakin banyak amal ketaatannya semakin tinggi imannya dan semakin kurang amal ketaatannya atau semakin banyak berbuat sesuatu yang melanggar perintah Allah maka semakin lowbatt imannya.

“جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ “، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ: ” أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ 



“Perbarui iman kalian”
“Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami?” tanya para sahabat.
Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’.” (HR. Ahmad dan Hakim dalam kitab Mustadraknya).
     Jamaah Ied Rahimakumullah ....!
     Hari ini orang-orang yang jahil akan agama mengatakan ketika memasuki 1 Syawal, "Merdeka...". Kenapa...???
Karena baginya ia merdeka dari mentaati Allah dan Rasul-Nya. Naudzubillah. Merasa merdeka dari perintah sholat, Merdeka dari baca Al-Qur'an, merdeka dari sholat malam atau tahajud, merdeka dari tidak meminum alkohol, merasa ini kesempatan untuk meneguk barang haram itu. Dan merasa merdeka dari sekian perintah dan larangan Allah yang Maha Pemurah. Naudzubillah.
Mari kita ganti. Setelah 1 Syawal ini kita berubah menjadi pribadi yang bertakwa sebagaimana ketika menjalani hari-hari Ramadhan. Inilah bekal takwa sesungguhnya yang menjadi modal utama dalam menjalani hidup. Sesibuk apapun sholat tetap terjaga, baca Al-Qur'an setiap hari tidak absen.
Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang ciri-ciri orang yang hajinya mabrur ialah setelah kembali dari tanah suci ia menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelum berhaji. Maka seperti itupun kita, jika sebelum memasuki bulan Ramadhan kita selalu lambat dalam melaksanakan sholat, maka dengan momentum takwa yang kita peroleh dari training iman selama Ramadhan  yang suci kita akan menjaga sholat diawal waktu, menjadi orang yang terdepan dalam menjalankan ketaatan dan menjadi pionir dalam memperbaiki keadaan ummat di sekitar kita. 


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ



     Allah swt menjanjikan dalam Al-Qur'an dengan garansi yang luar biasa kepada pemilik ketakwaan 
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (۳وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ


“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allahﷻ maka Dia ﷻ akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tak tidak disangka-sangka” (Q.S Ats\h-Thalaq 2-3).
    Ada masalah hutan...??? Tenang Allah janji akan berikan jalan keluar "makhraja = berbagai macam jalan keluar. Satu masalah seribu solusi. Ini kalau takwa. Satu masalah seribu jalan. Jika tanpa ketakwaan kita akan dihadapkan dengan jutaan permasalahan tapi untuk satu solusi pada penyelesaian satu masalah saja, susahnya minta ampun. Maka apapun masalahnya kita, takwa solusinya. Yakin. Bukan hanya Allah tunjukan berbagai macam jalan kemudahan Allah tekankan di akhir ayat 
 وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ


"Akan diberikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga." Ulama jelaskan maksudnya akan diberikan jalur rezeki halal tanpa kita kerja. Hari-hari kita terbiasa mendapatkan rezeki kita lewat jalur kerja, tapi ketika lagi bagus-bagusnya amal malah rezeki kita datang tanpa diduga-duga. Bisa jadi THR salah satu contoh. Kan nggak kerja dapat. Itu jika kita tingkatkan kwalitas takwa kita di hadapan Allah.
Jamaah Ied mubarak yang Allah Kasihi.
Kita sebagai bangsa, memiliki problematika yang tidak sedikit, mulai dari PHK, sempitnya lapangan kerja, tingginya hutang luar negeri yang berdampak pada kenaikan harga harga-harga meroket, BBM naik, TDL naik dan berbagai macam permasalahan pelik bangsa ini, dari korupsi yang kian marak dan subur. Tidak ada solusinya kecuali menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah takwa. 


وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf: 96) 
     Jika kita takwa, permasalahan pelik negeri ini tidak lama lagi akan terbuka pintu keberkahan dari langit dan bumi.Syaratnya apa...???
Semua penduduk negeri ini takwa, rakyatnya takwa, orang kayanya takwa, orang miskinnya takwa, pegawainya takwa, pemangku jabatannya takwa, lebih mendahulukan kepentingan rakyat, bangsa dan kemakmuran masyarakat daripada mendahulukan kepentingan pribadi dan golongannya. "Yang pentinhg kekuasaanku langgeng terus, keadaan masyarakat mau susah, mau menjerit, yang penting posisiku aman." Inilah mental penjajah yang telah merasuk masuk kedalam sanubari bangsa ini. Jika sudah demikian adanya, maka penyakit kronis bangsa ini hanya bisa terselesaikan dengan jalur takwa, semua kita taubat kepada Allah. Mengangkat pemimpin yang adil, amanah, jujur, sederhana, berpihak kepada rakyat bukan sekedar pencitraan belaka, dengan setingan kamera yang pas kemudian menjadi booming. Marilah kita mendoakan negeri ini agar ditolong oleh Allah dan terhindar darinya musibah adu-domba, dan musibah kebangsaan lainnya. 
Allahumma ya Allah...! 
Dihari yang fitri ini, kami menengadahkan tangan dan hati kepada-Mu. 
Memohonkan kedamaian dan kesentosaan untuk bangsa dan Negeri ini.
Allahumma ya Allah...! 
Kami bertaubat kepada-Mu. Terimalah taubat kami. Kami telah banyak melalaikan perintah-perintah Mu mengerjakan larangan-larangan-Mu. Dengan sifat Al-Ghafur Mu ampunilah kami. 
Ya Allah ya Rahim...!
Kasihanilah kami untuk senantiasa berkasih-sayang diantara kami. Sayangi dan bimbingan kami, bimbing pemimpin-pemimpin bangsa kami supaya mencintai kami, bukan mencintai kaum elit tertentu yang akan merusak kami. Tanamkan rasa takut kepada Mu ya Allah ketika mereka akan membuat kebijakan dan peraturan agar Bangsa Ini semakin baik.
Jauhkanlah kami dari tipu muslihat orang orang yang licik untuk memperdaya kami.
Ya Allahu ya Qohar...!
Wahai Zat Yang Maha Perkasa, hancurkanlah orang-orang yang akan menghancurkan bangsa ini. Hancurkan orang-orang yang punya niat buruk kepada kami. 
Ya Allah ya Afwu...!
Wahai Zat Yang Maha Pemaaf...!
Maafkanlah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, jika mereka telah mendahului kami maafkan salah dan dosanya, terangilah kuburnya, Jauhkanlah ia dari musibah akhirat.
Jika keduanya masih hidup, maka tolong ya Allah panjangkan umur mereka, lancarkan rezekinya, maafkan salah dan khilafnya. Ya Allah jangan Engkau wafatkan mereka kecuali setelah kami membalas jasa mereka walaupun kami tak akan mampu sampai kapanpun. Walaupun kami telah hajikan ia 70 kali dengan tawaf sambil digendong tetap tidak akan bisa membalas rasa sakitnya ketika kaki kami menendang perutnya saat dalam kandungan.
Ya Allah ya Hadyu...!
Wahai Zat Yang Maha Pemberi Hidayah...!

Bimbinglah orang tua kami, anak, istri kami, suami kami, cucu-cicit kami seluruh keturunan kami kejalan yang Engkau ridhoi. Kami yakin kesalahan mereka dalam mentaati Mu bukan karena keinginan hati terdalamnya untuk bermaksiat kepada Mu. Hanya karena kejahilan dan kelalaiannya ya Allah...
Allahumma ya Allah...!
Ya Alim ya Hakim...!
Wahai Zat Yang Maha Luas Ilmunya dan Maha Bijaksana...!
Berikanlah kami ilmu dari ilmu Mu, dan kebijakan dari kebijaksanaan Mu agar lapangan jiwa ini, serta memberikan keluasan dan kelapangan bagi orang lain.

Walhamdulillahi Rabbil Alamin

Penulis: Mujiburrahman Al-Markazy
Sekaligus dibacakan pada khutbah Idul fitri di Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat Pekan ini: Antara Aku, Bola dan Allah